Catatan Perjalananku Menuju Haji...

Umrah Pertama - September 1997 (32 tahun)
Umrah Kedua - September 1999 (34 tahun)
Haji Pertama (Haji Fardhu) - November 2009 (44 tahun)

Umrah Ketiga - May 2010 bersama suami dan mertuaku (45 tahun)
Umrah Keempat - Mac 2012 bersama anak-anak Umrah Ziarah Jordan (47 tahun)
Umrah Kelima - Mac 2015 bersama suami (50 tahun)
Umrah Keenam - in sya Allah Feb 2018 bersama suami (53 tahun)


Inilah perjalananku.....mencari , menghayati dan melalui saat indah mengenal Cinta Ya Rabbi !

.

Followers

Ads


INILAH PERJALANAN SEBENAR KISAH SEORANG HAMBA ALLAH, MENGUTIP PENGALAMAN DEMI PENGALAMAN SEPANJANG 44 HARI MENUNAIKAN IBADAH HAJI DAN AKHIRNYA MENJADIKAN , APA YANG KITA LIHAT SEPERTI SEMALAM TIDAK LAGI SETELAH MENUNAIKAN HAJI... PENGALAMAN "ITU" TELAH MEMBEZAKAN KITA YANG SEMALAM DENGAN KITA YANG HARI INI....

semuga ianya memberi iktibar dan panduan bagi mereka yang memerlukan...

Wednesday, April 22, 2009

HAJI MABRUR

Ustadz Abu Ubaidah Al-Atsari



Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘ahu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Umroh ke umroh berikutnya merupakan pelebur dosa antara keduanya, dan tiada balasan bagi haji mabrur melainkan surga”
[HR Bukhari : 1683, Muslim : 1349]

Haji Mabrur memiliki beberapa kriteria.

Pertama : Ikhlas. Seorang hanya mengharap pahala Allah, bukan untuk pamer, kebanggaan, atau agar dipanggil “pak haji” atau “bu haji” oleh masyarakat.

“Artinya : Mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan” [Al-Bayyinnah : 5]

Kedua : Ittiba’ kepda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berhaji sesuai dengan tata cara haji yang dipraktekkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhi pekara-perkara bid’ah dalam haji. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Contohlah cara manasik hajiku” [HR Muslim : 1297]

Ketiga : Harta untuk berangkat haji adalah harta yang halal. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali dari yang baik” [HR Muslim : 1015]

Keempat : Menjauhi segala kemaksiatan, kebid’ahan dan penyimpangan

“Artinya : Barangsiapa menetapkan niatnya untuk haji di bulan itu maka tidak boleh rafats (berkata-kata tidak senonoh), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan pada masa haji..”[Al-Baqarah : 197]

Kelima : Berakhlak baik antara sesama, tawadhu’ dalam bergaul, dan suka membantu kebutuhan saudara lainnya.

Alangkah bagusnya ucapan Ibnul Abdil Barr rahimahullah dalam At-Tamhid (22/39) : “Adapun haji mabrur, yaitu haji yang tiada riya dan sum’ah di dalamnya, tiada kefasikan, dan dari harta yang halal” [Latho’iful Ma’arif Ibnu Rajab hal. 410-419, Masa’il Yaktsuru Su’al Anha Abdullah bin Sholih Al-Fauzan : 12-13]

No comments:

Post a Comment

Kitab Bughyatul Mustarsyidin :

"Telah berkata Al Khauwas daripada tanda-tanda yang menunjukkan diterima Haji seseorang hamba dan bahawa dia sesungguhnya telah dikurniakan dengan keredhaan Allah ,iaitu bahawasanya sesudah ia kembali daripada mengerjakan haji , dia berakklah dengan akhlak Rasullulah (akhlak Muhamaddiyah) hampir dia tiada memandang dirinya lebih tinggi daripada seseorangpun daripada hamba-hamba Allah dan tiada pula berebut-rebut untuk mendapatkan sesuatu daripada perkara dunia sehingga meninggal dunia.

Dan tanda yang menunjukkan hajinya tiada diterima bahawa dia kembali semula kepada keadaannya sebelum mengerjakan Haji.